Minggu, 30 Agustus 2009

ISLAM DAN PEMBEBASAN

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.(QS. Al Ahzab Ayat 21)


Dalam sejarahnya dunia ini selalu dipenuhi dengan pergolakan, pertarungan antara kebenaran dan kesesatan terus menerus tak henti dimakan jaman. Bahkan dari Jaman Nabi Adam Alaihi Salam di ciptakan oleh Alloh SWT telah terjadi pertarungan antara kebenaran dan keksesatan. Kebenaran sejati tidak akan pernah kalah, karena sebagai hamba yang beriman kita yakin betul bahwa Janji Alloh SWT itu pasti nyata. Alloh SWT tidak akan pernah mengalahkan hambanya yang berjuang dalam kebenaran, karena Alloh SWT meridhoi apa – apa yang dilakukan hambanya dalam memperjuangkan kebenaran. Kalaupun kelihatannya seorang hamba yang berjuang dalam kebenaran di dunia terlihat kalah, namun sejatinya dia telah menang, dia telah memenangkan pertarungan antara kebenaran dan kemungkaran di dalam hatinya, dan Alloh SWT pasti akan memberikan imbalan yang terbaik bagi hamnya tersebut.

Islam datang ditengah – tengah kebejatan moral, kemungkaran dan penindasan terhadap Mustadh’ain (kaum tertindas). Dalam Sirah yang kita baca baik itu Sirah Nabawiyah mupun Sirah para sahabat Islam datang pada masyarakat Arab yang rusak. Rusak tatanan Sosialnya, rusak tatanan ekonominya, rusak tatanan aklhaknya dan masih banyak lagi kerusakan – kerusakan dalam berbagai segi kehidupan mereka. Kanjeng Nabi Rosulullah Solalluhu Alaihi Wasalam di utus oelh Alloh SWT guna menyampaikan ajaran – ajaran islam pada masyarakat yang telah rusak tersebut.

Secara sosial bangsa Arab waktu itu bisa dikatakan lemah dan buta, kebodohan mewarnai segala aspek kehidupan, khurafat tidak bisa dilepaskan, manusia hidup layaknya binatang, wanita diperjual belikan dan kadang – kadang dianggap layaknya benda mati hubungan ditengah umat sangat rapuh dan gudang – gudang pemegang kekuasaan dipenuhi kekayaan yang berasal dari rakyat, rakyat umum di peras tenaganya demi kepentingan penguasa, kebutuhan – kebutuhan rakyat tidak dipikirkan, rakyat diperlukan untuk kepentingan pemegang kekuasaan dan sesekali di jadiakan tumbal dalam peperangan.Rakyat – rakyat miskin semakin dimiskinkan oleh sistem yang dibuat oleh para pemegang kekuasaan. Tanah – tanah dikuasai oleh bangsawan, keringat rakyat terus di peras guna memenuhi nafsu pemegang kekuasaan.

Ditengah kondisi tersebut Kanjeng Nabi Rosulullah Solalluhu Alaihi Wasalam membawa jaran dari Alloh SWT yang pada intinya menyatakan bahwa pada dasarnya manusia itu sama, yang membedakan di mata Alloh SWT hanyalah derajat keimanan dan ketakwaan manusia tersebut.

Islam sendiri pada awal perkembangannya banyak dipeluk oleh orang-orang yang bukan merupakan golongan elit di masyarakat. Kanjeng Nabi Rosulullah Solalluhu Alaihi Wasalam sebagai pembawa risalah juga berasal dari keluarga Quraisy yang walaupun cukup terpandang, tidak tergolong sebagai eluarga yang kaya dan memiliki status social yang tinggi. Pada saat itu Islam menjadi tantangan yang membahayakan para saudagar kaya Mekah, sehingga kemudian mereka menolak ajarannya. Bukan semata-mata karena mereka menolak risalah tauhid, tetapi lebih kepada ketakutan mereka terhadap Islam yang akan membawa perubahan sosial, khususnya pada tingkatan kekuasaan, baik politik maupun ekonomi.

Kanjeng Nabi Rosulullah Solalluhu Alaihi Wasalam berjuang dengan gigih dan gagah berani membebaskan umat manusia yang menderita karena perbudakan oleh orang-orang yang zalim, orang yang mengeksploitasi orang lain, para bangsawan, para pemilik budak dan para ahli agama. Mereka mengangkat harkat manusia dari jurang tahayul, kelemahan dan ketidaksempurnaan yang disebabkan oleh syirik, rasa takut, nafsu yang liar, egoisme, arogansi dan nafsu kebendaan.

Maka dari itu sebagai pengikut Kanjeng Nabi Rosulullah Solalluhu Alaihi Wasalam sudah menjadi kewajiban kitalah untuk mengembalikan Islam sebagai agama yang membebaskan masyarakat dari belenggu penindasan dan ketidak adilan. Saat ini bisa kita lihat bersama bagaimana kaum kapitalis terus menerus memeloroti sendi – sendi perekonomian rakyat.

Tanah – tanah yang seharusnya bisa dimanfaatkan untuk kepentingan rakyat di kuasai demi kepentingan mereka. Berbagai kebijakan pemerintah di intervensi agar bisa memuluskan jalan mereka dalam mengeruk keuntungan dari rakyat. Tidak perlu menjadi profesor. Doktor, atau sarjana untuk mengetahui kebusukan kaum kapitalis dalam menggerogoti dan menikam rakyat. Tanyakan saja kepada ibu – ibu rumah tangga yang pusing ketika harga minyak goreng naik. Lha wong kebunkelapa sawit ini berada disekitar kita, kok harga minyak goreng bisa melambung sedemikian tingginya.

Jika waktu itu Kanjeng Nabi Rosulullah Solalluhu Alaihi Wasalam berjuang membebaskan umat ini dari belenggu pemegang kekuasaan yang selalu menindas rakyat, maka sekarang sebagai umatnya, umat pilihan diantara umat – umat yang ada maka tentunya sudah menjadi kewajiban kita bersama untuk berjuang membebaskan nasib kita, nasib saudara kita, nasib orang tua kita, dari penindasan dan ketidakadilan.

Jangan mengaku sebagai pengikut Islam yang khafah (menyeluruh) bila kita masih suka menikam saudara kita dari belakang, jangan pernah mengaku kita ini umat Kanjeng Nabi Rosulullah Solalluhu Alaihi Wasalam yang sejati bila masih memeras keringat saudara kita dengan upah yang tidak wajar. Jangan pernah mengaku menjadi kyai, ustadz, ato tokoh agama Islam bila dalam ucapannya justru mendukung sistem yang menindas rakyat.

Semoga Alloh SWT meridhoi kita

Amin

Selasa, 09 Juni 2009

MEMBANGUN KEKUATAN KERAKYATAN

Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Pepatah ini sudah kita kenal semenjak kita berada di bangku sekolah dasar. Guru saya dahulu sering mengandaikan pepatah ini dengan lidi, ketika beberapa lidi diikat menjadi satu maka dia akan kuat dan bisa menyapu daun – daun yang jatuh dari pohonnya dihalaman kita. Namun bila lidi itu hanya satu lidi saja maka lidi tersebut tidak mampu untuk digunakan menyapu daun – daun yang jatuh dihalaman kita. Dalam mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila pepatah ini sering digunakan oleh guru saya agar kita bisa bersatu, dari Sabang sampai Merauke, sehingga Negara Kesatuan Republik Indonesia bisa bersatu dibawah panji – panji Pancasila. Waktu itu guru saya tidak menerangkan bahwa pengikat dari lidi – lidi tersebut harus kuat juga sehingga mampu menjadi sebuah sapu yang kokoh dan mampu untuk membersihkan halaman. Guru saya juga tidak menerangkan bahwa lidi - lidi tersebut harus sama kedudukannya agar lebih kuat, dan bisa saling mendukung antara yang satui dengan yang lain.
Bila saya renungkan ternyata saat ini negara kita ibarat lidi – lidi yang bersatu namun tanpa ikatan yang kuat dan tanpa kedudukan yang sepadan. Lidi – lidi tersebut hanya merupakan sebuah onggokan, memang bersatu namun bersatunya itu tanpa adanya turan yang jelas, atau bisa dibilang asal bersatu sudah cukup. Kedudukan lidi tidak sepadan dan tidak saling memberikan dukungan antara yang satu dengan yang lain.
Negara kita dari Sabang sampai Merauke memang bersatu, namun persatuannya tidak diikat dan diorganisir oleh pemerintahan yang baik. Kedudukan antara individu yang satu dengan yang lain bisa berbeda dihadapan hukum, dan individu yang satu tidak mau memberikan dukungan kepada individu yang lain. Persatuan hanya merupakan simbul saja.
Hal ini terbukti dengan adanya pembeda – bedaan rakyat dimata hukum dan juga dimata pemerintah. Konglomerat dengan mudah bisa mengeruk uang rakyat melalui pinjaman – pinjaman yang diberikan oleh pemerintah, namun rakyat harus memendam angan – angan guna mendapatkan modal yang dia inginkan. Orang kaya tertawa di hadapan meja makan dengan menu yang beraneka ragam sementara orang miskin harus rela makan nasi aking dengan lauk mie instant yang sudah kadaluarsa.
A. Suara Rakyat Merupakan Amanah.
Suara rakyat adalah suara Tuhan, kata – kata itu pernah saya pelajari ketika saya masih berada di Bangku Kuliah. Dengan semangatnya Dosen Filasafat Ilmu Politik saya menerangkan bahwa suara rakyat dalam demokrasi adalah suara Tuhan. Begitu juga di Indonesia suara rakyat merupakan amanah yang semestinya bisa dijalankan oleh pemerintah. Pemerintah harus bisa mengimplementasikan suara rakyat dalam pembangunan yang dilakukannya. Sebuah teori yang menarik, kata saya dalam hati waktu itu. Dengan teori ini berarti pemerintah harus mampu menyediakan irigasi dikampung saya karena masyarakat disana sangat menginginkan irigasi. Dengan teori ini harusnya pemerintah harus memberikan layanan pendidikan gratis dan bermutu bagi rakyat kecil, buku – buku yang murah sehingga rakyat tidak dihadapkan dengan harga – harga buku yang membuat malas rakyat miskin untuk beli buku bagi anaknya.
Namun ternyata teori tinggallah teori saja. Kenyataannya dikampung saya sampai dengan saat ini belum terbangun irigasi yang merupakan hal yang sangat dibutuhkan masyarakat di kampung saya. Pendidikan bermutu masih milik orang – orang kaya, biaya menuntut ilmu di Perguruan Tinggi semakin tinggi, buku – buku masih mahal akibat kapitalis – kapitalis yang ada.
Suara rakyat hanya diartikan sebagai suara untuk memilih dalam pemilihan anggota legislatif, pemilihan Presiden, Gubernur atau Bupati dan Walikota. Sementara suara rakyat yang keluar dari dalam hatinya berkenaan dengan kebutuhannya diabaikan. Dengan mudahnya para calon Bupati atau Walikota, Calon Gubernur, Calon Presiden dan Calon Anggota legislatif berjanji dimasa kampanye akan menyalurkan suara rakyat dalam pembangunan demi kesejahteraan rakyat. Nyatanya ketika mereka terpilih itu semua BOHONG BELAKA. Rakyat miskin yang dulunya dijanjikan pendidikan gratis dan bermutu harus tetatp gigit jari dan pusing kepalanya memikirkan harga buku yang harus dikeluarkan untuk anaknya yang sedang sekolah. Si Randi mahasiswa perantauan dari kampung yang saat ini berada di semester 7 harus semakin giat mendorong gerobak bakso agar bisa membayar uang kuliah yang selalu telat dibayarnya. Rakyat miskin harus rela makan nasi aking serta makan mie instant yang sudah kadaluarsa. LAGI – LAGI RAKYAT HANYA DI EKSPLOITASI DEMI KEPENTINGAN ELITE POLITIK YANG ADA SAAT INI.
Memang di Indonesia ini tidak ada aturan yang menyatakan janji politik haruslah dilakukan, kalo tidak maka yang bersangkutan harus mundur dari jabatan. Semua boleh berjanji sebanyak – banyaknya demi mendapat perhatian dari rakyat, soal itu nanti dilaksanakan atau tidak urusan belakang. YANG PENTING TERPILIH DULU, itulah semboyan yang sering digunakan.
Mereka lupa bahwa mereka bisa menjadi Bupati atau Walikota, menjadi Gubernur, Menjadi Presiden, Menjadi Anggota Legislatif adalah karena rakyat. Dengan mudahnya suara rakyat dikhianati.
HILANG SUDAH TEORI SUARA RAKYAT ADALAH SUARA TUHAN, yang ada sekarang KEPENTINGAN GOLONGAN ADALAH SEBUAH TUJUAN.
B. Membangun kekuatan rakyat menuju keadilan.
Kekuatan rakyat adalah kekuatan yang nyata. Kekuatan rakyat bila dipadukan mampu mewujudkan tujuan yang diinginkan. Dalam sejarah negara Indonesia, kekuatan rakyat yang bersatu padu merupakan elemnt utama dalam melakukan perubahan. Kemerdekaan Republik Indonesia direbut dengan kekuatan rakyat.
Namun sayang bila kita lihat saat ini, kekuatan rakyat yang sebenarnya sangatlah luar biasa ini belum bisa bersatu padu dalam memperjuangkan hak – hak yang ada pada rakyat. Dalam hal ini saya mencoba untuk menggolongkan kelompok – kelompok masyarakat berkenaan dengan pemahaman dan tindakan rakyat berkenaan dengan Hak yang dimilikinya :
Rakyat yang paham akan haknya dan berjuang untuk mendapatkan hak yang dimilikinya.
Kelompok ini merupakan kelompok yang menjadi cikal bakal perubahan. Kelompok ini paham betul bahwa rakyat memiliki hak yang harus diterima oleh mereka. Mereka akan berjuang keras guna mendapatkan hak – hak tersebut, karena mereka yakin hak tersebut harus diterima oleh rakyat.
Kelompok ini melakukan pendekatan serta penekanan kepada pemerintah guna mendapatkan hak tersebut. Demonstrasi merupakan salah satu cara bagi mereka guna menyalurkan aspirasi yang ada pada mereka. Selain itu demonsytrasi merupakan suatau cara bagi mereka untuk menunjukkan kepada pemerintah bahwa mereka mempunyai kekuatan.
Rakyat yang paham akan haknya namun diam saja dan tidak memperjuangkan hak yang dimilikinya.
Kelompok ini sebenarnya paham akan hak yang dimilikinya. Namun karena hal – hal tertentu seperti ancaman, tekanan atau tidak adanya wadah bagi mereka akhirnya mereka tidak memperjuangkan hak – hak tersebut.
Bila diorganisir dengan baik maka dengan mudahnya kelompok ini akan ikut bergabung dalam pergerakan guna memperjuangkan hak – hak rakyat.
Masyarakat yang tidak tahu hak yang ada pada dirinya sehingga diam saja terhadap kejadian yang ada.
Kelompok ini tidak paham akan hak – hak yang dimilikinya, sehingga mereka menganggap bahwa tidak terpenuhinya hak – hak mereka merupakan hal yang biasa, karena mereka memang tidak mengetahui dan menyadari akan hak – hak yang dimilikinya. Proses pembodohan terhadap rakyat selama ini merupakan salah satu penyebab mengapa ada kelompok ini.
Proses pendidikan politik sangatlah penting bagi kelompok ini, sehingga mereka bisa mengetahui hak – hak yang dimiliki oleh rakyat dan ikut berjuang dalam memperjuangkan hak yang dimiliki oelh rakyat.
Guna memperjuangkan hak – hak rakyat maka kekuatan rakyat harus dipadukan. Berbagai cara bisa dilakukan dalam menggalang kekuatan rakyat. Diawali dari proses penyadaran tentang hak – hak yang dimiliki oleh rakyat sampai pengorganisasian rakyat guna sebagai wadah dalam memperjuangkan hak yang dimilikinya.
Kelompok – kelompok yang sadar akan hak rakyat dan mau berjuang untuk mendapatkan hak rakyat menjadi fasilitator bagi masyarakat umum agar rakyat bisa mengetahui hak yang dimilikinya dan berjuang guna mendapatkan hak – hak tersebut.
C. Kebersamaan menuju perbaikan.
Menjelang pemilihan umum hampir semua partai politik mengatakan bahwa partai politik tersebut akan membawa rakyat menuju perbaikan. Partai politik yang ada menyatakan dirinya adalah partai yang akan membawa rakyat menuju kesejahteraan bersama. Naum begitu Pemilihan Umum sudah dilakukan dan Partai Politik tersebut banyak mendapatkan kursi di lemabaga Legislatief jangankan untuk memperjuangkan nasib rakyat. Datang ke gedung parlement guna menghadiri sidangpun sering tidak hadir. Perbaikan yang dijanjikan oleh partai tersebut sebelum Pemilihan Umum tinggallah wacana belaka yang akan muncul menjelang pemilihan umum yang akan datang.
Elite – elite partai politik yang duduk di Kursi Parlement sibuk dengan urusan mereka sendiri, sibuk mengurusi proyek – proyek, sibuk berjuang untuk kepentingan pribadi dan golongan, dan lebih tragisnya lagi sibuk melakukan korupsi.
Partai politik dibentuk bukan memberikan pendidikan politik kepada rakyat. Rakyat tidak diberitahu tentang hak – hak yang dimilikinya. Rakyat hanya dijadikan objek bagi partai politik. Sehabis pemilihan umum rakyat ditinggalkan. Inilah ciri khas partai politik yang lahir bukan dari aspirasi petani, buruh dan kaum miskin lainnya.
Dalam mekanisme yang ada di Indonesia, Legislatif merupakan lembaga yang membuat Undang – Undang. Melalui mekanisme partai politik kursi – kursi di Legislatif di isi. Namun sayang sampai saat ini undang – undang yang ada sangatlah jarang berpihak pada Buruh, Petani dan Kaum Miskin lainnya. Undang – Undang tenaga kerja masih menguntungkan kaum – kaum kapitalis.
Guna menuju terpenuhinya hak – hak rakyat maka kekuatan rakyat itu sendiri harus dipadukan. Ada dua cara yang bisa kita tempuh dalam memperjuangkan hak – hak rakyat ini :
Menjadi gerakan Ekstra Parlementer.
Langkah ini sering ditempuh oleh aktifis – aktifis yang berjuang menegakkan hak – hak rakyat. Mereka terjunlangsung mengorganisir masyarakat guna memperjuangkan hak – ahak rakyat. Dengan isue – isue yang ada di dalam masyarakat aktifis – aktifis ini melakukan pendidikan politik kepada rakyat guna merebut hak – hak mereka.
Pada dasarnya gerakan Ekstra Parlementer ini mempunyai beberapa fungsi yaitu :
a. Mempengaruhi proses pembuatan kebijakan – kebijakan umum yang dilakukan oleh legislatif dan eksekutif.
b. Melakukan pengawasan terhadap berjalannya kebijakan – kebijakan umum tersebut.
c. Melaporkan penyimpangan – penyimpangan dari pelaksanaan kebijakan – kebijakan umum yang ada.
Dengan jalan ini penegakan hak – hak rakyat diperjuangkan.
Ikut serta dalam mekanisme pemerintahan yang ada.
Terbukanya pintu pencalonan kepala pemerintahan melalui jalur independent menjadi salah satu cara bagi golongan independent untuk ikut bertempur dalam pemilihan kepala pemerintahan. Dengan basis massa yang riil cara ini bisa dijadikan salah satu alternatif guna memperjuangkan hak – hak rakyat. Cara ini bisa dilakukan bila sebelumnya telah didirikan organisasi – organisasi di dalam masyarakat yang sadar akan hak yang dimilikinya. Organisasi – orgnisasi ini akan menjadi wadah guan mengorganisir masyarakat untuk memilih calon independent tersebut.
Selain itu bisa juga dengan cara mendirikan partai politik yang muncul dari kesadaran rakyat. Organisasi – organisasi yang ada dalam masyarakat guna memperjuangkan hak – hak rakyat di satukan guna membentuk partai politik. Jadi partai polkitik ini lahir dari keinginan rakyat bukan sebagai partai politik yang menjadikan rakyat sebagai objek.

D. Jangan Salahkan Rakyat.
Jujur saya katakan dan mungkin anda akan menyatakan hal yang sama, saat ini rakyat miskin makin dimiskinkan. Kebijakan – kebijakan umum jarang berpihak pada rakyat miskin. Pejabat Publik yang harusnya bisa memberikan pelayanan bagi masyarakat justru melakukan korupsi yang merugikan rakyat.
Proses pembodohan terhadap rakyat terus dilakukan. Sumberdaya alam yang ada pada negara yang sesuai undang – undang dasar yang kita punyai harusnya digunakan sebesar – besarnya untuk kemakmuran rakyat sekarang ini justru dijadikan salah satu jalan guna menindas rakyat.
Berkali – kali rakyat mencoba untuk menyalurkan aspirasi yang ada pada mereka. Namun semua bagaikan angin lalu bagi para pejabat yang ada. Segala cara sudah dilakukan rakyat agar pejabat bisa mengerti keinginan dan kebutuhan rakyat. Namun pejabat bak penjahat yang justru menindas rakyat.
Maka jangan salahkan rakyat bila akhirnya rakyat menyita mobi l mobil bernomor polisi merah karena digunakan tidak pada tempatnya. Jangan salahkan rakyat bila akhirnya rakyat menjebol pagar gedung dewan karena kedatangan mereka tidak disambut oleh anggota dewan, padahal gedung dewan adalah gedung rakyat. Jangan salahkan rakyat bila menghalangi penggususran yang dilakukan polisi pamong praja, karena disitulah mereka bisa menghidupi keluarga. Jangan salahkan rakyat ketika memperjuangkan tanah yang dimilikinya karena akan di ambil alih oleh kaum – kaum kapitalis yang di restui oleh negara. DAN JANGAN SALAHKAN RAKYAT BILA AKHIRNYA RAKYAT MELUMPUHKAN BERJALANNYA RODA PEMERINTAHAN YANG TIDAK PEDULI DENGAN SUARA RAKYAT.

Sabtu, 06 Juni 2009

KIRI ADALAH PILIHAN

Dalam sejarah pergerakan kita sering mendengar bahwa organisasi tertentu merupakan organisasi kiri. Atau sering kita dengar istilah Gerakan Kiri. Dijaman Orde Baru istilah kiri sering diidentikkan sebagai gerakan Komunis. Bahkan sering kita jumpai pemerintah menahan orang – orang yang kritis terhadap berjalannya pemerintahan dengan tuduhan orang tersebut adalah orang kiri atau orang memiliki paham Komunis.
Banyak aktifis – aktifis yang mencoba memperjuangkan hak – hak rakyat dipenjara, diculik bahkan sebagian dibunuh. Aktifis – aktifis yang dipenjara ini oleh pemerintahan orde baru digembar – gemborkan bahwa mereka adalah aktifis – aktifis kiri atau sering dicap dengan aktifis berpaham komunis yang akan menghidupkan kembali Partai Komunis Indonesia.
Pemutar balikan sejarah yang dilakukan oleh Pemerintahan Orde Baru benar – benar telah memojokkan aktifis – aktifis yang memperjuangkan nasib Buruh, Tani serta masyarakat miskin lainnya.
Padahal aktifis yang berpaham kiri bukan berarti aktifis yang atheis atau aktifis yang tidak bertuhan.
A. Pengertian Kiri.
Pasca reformasi tahun 1998 yang dipelopori oleh gerakan mahasiswa, alam demokrasi di Indonesia lebih terbuka. Dengan adanya Reformasi ini orang berharap perubahan bisa segera terjadi. Nasib rakyat bisa menjadi lebih baik, kaum buruh bisa semakin sejahtera, petani bisa menikmati harga produk pertanian dan rakyat miskin tidak semakin termiskinkan.
Reformasi tahun 1998 membuka pintu konsep – konsep tentang Demokrasi kerakyatan yang pada masa Soeharto merupakan barang yang haram.
Para aktifis pro demokrasi mendapat peluang guna mengimplementasikan pemikirannya untuk memajukan gerakan demokrasi di Indomesia.
Namun sayangnya seiring berjalannya waktu harapan – harapan kaum Buruh, petani dan rakyat miskin guna menuju kondisi kehidupan yang lebih sejahtera lama – kelamaan mulai buram bahkan mulai menghilang.
Elite – elite politik sibuk memikirkan kepentingan pribadi dan golongan mereka sendiri. Buruh masih tetap harus berhadapan dengan aturan – aturan yang merugikan kaum buruh. Petani tetap menderita dengan harga pupuk yang terus melangit tanpa adanya kebijakan yang berpihak kepada mereka. Perampasan tanah tetap masih ada. Dan rakyat miskin tetap termiskinkan.
Melihat realita yang tidak sesuai dengan harapan yang dulunya sempat ada ketika reformasi berhasil menggulingkan Soeharto, membuat aktifis - aktifis yang mempunyai jiwa kerakyatan yang betul – betul merakyat menjadi gerah dan muak dengan keadaan ini.
Pada dasarnya perjuangan menuju masyarakat yang adil dan sejahtera memang tidak akan pernah selesai, dan akan terus berjalan sampai dunia ini kiamat.
Gerakan – gerakan guna memperjuangkan nasib rakyat pun bermunculan. Termasuk beberapa gerakan yang dikatakan sebagai Gerakan kiri yang dipelopori oleh organisasi kiri. Mengutip pendapat Rita Olivia Tambunan organisasi kiri (left based organisation) akan diartikan sebagai organisasi yang cita-cita perjuangannya adalah perwujudan keadilan sosial bagi seluruh lapisan masyarakat dengan jalan menghapus penindasan terhadap rakyat serta melawan kediktatoran modal dan kekuasaan. Secara umum organisasi kiri adalah organisasi yangmemperjuangkan nasib kaum terpinggir dalam sistem politik dan ekonomi seperti buruh, petani, kaum miskin kota. Organisasi kiri percaya bahwa pembangunan seharusnya ditujukan untuk kebaikan setiap orang, dan bukan hanya untuk keuntungan segelintir orang saja. Ciri khas lain organisasi kiri adalah keyakinan pada jurang lebar antara dua kelas sosial dalam masyarakat (kelas pemilik modal dan kelas pekerja) sebagai salah satu sumber ketidakadilan sosial. Kelas pekerja diisi oleh mereka yang tidak memiliki akses terhadap modal dan alat produksi. Yang termasuk dalam kelas ini antara lain adalah buruh, tani, kaum miskin kota. Sebaliknya kelas pemodal adalah mereka yang menguasai modal dan alat produksi sehingga memiliki otoritas ekonomi yang jauh lebih besar, dan karena itu aksesnya pada kekuasaan politik jauh lebih besar, bahkan mendominasi, dibanding kelas pekerja.
Organisasi kiri percaya bahwa untuk mewujudkan keadilan sosial, maka perlu ada porsi kekuasaan ekonomi dan politik yang diambil alih oleh kaum proletar dengan menggunakan kekuatan gerakan massa. Karenanya, seringkali dalam dinamika politik Negara, organisasi kiri mengambil peran sebagai organisasi oposisi.
Pergerakan – pergerakan yang dipelopori oleh organisasi – organisasi yang menyatakan diri sebagai Organisasi kiri bermunculan guna membela nasib buruh, petani dan kaum miskin lainnya.
Pergerakan haruslah dilakukan secara kolektif atau bersama – sama. Dalam artian masyarakat basis harus faham betul tentang hak – hak mereka dan untuk apa pergerakan ini dilakukan. Untuk itulah maka gerakan ini haruslah diawali dengan proses pendidikan dan penyadaran politik kepada rakyat sehingga elemen – elemen masyarakat baik itu kaum buruh, petani atau kaum miskin lainnya benar – benar faham tentang hak – hak mereka.
Rakyat harus sadar bahwa keinginan mereka serta harapan – harapan mereka guna hidup yang lebih baik haruslah diperjuangkan. Dalam hal ini organisasi – organisasi dengan basis massa yang jelas dan berorientasi guna memperjuangkan kaum terpinggirkan perlu untuk dibentuk sebagai wadah guna melakukan gerakan – gerakan yang bertujuan membela hak – hak masyarakat yang terpinggirkan.
B. Kiri bukan berarti Atheis.
Di awal telah penulis jelaskan bahwa selama jaman Orde Baru yakni selama 32 tahun Pergerakan – pergerakan guna membela masyarakat yang terpinggirkan oleh sistem kekuasaan dimana masyarakat ini terdiri dari buruh, petani dan kaum miskin lainnya dimana ini adalah identik dengan pergerakan kiri sering di cap oleh pemerintah sebagai antek – antek Partai Komunis Indomesia atau PKI yang tidak bertuhan. Orang – orangnya di anggap oleh pemerintah sebagai orang – orang yang merupakan keturunan PKI yang harus dihentikan.
Dengan menggunakan peraturan – peraturan yang dibuat guna mengekalkan kekuasaan Soeharto aktifis – aktifis ini ditangkap dan dipenjarakan. Bahkan tidak sedikit yang diculik dan di bunuh guna menghentikan perjuangan mereka.
Gerakan kiri bertujuan guna memperjuangkan nasib kaum terpinggirkan antara lain buruh, petani dan kaum miskin lainnya. Opini yang dibentuk oleh pemerintahan orde baru bahwa gerakan kiri merupakan gerakan yang dipelopori oleh orang – orang yang ateis adalah salah kaprah. Namun sayangnya opini yang sudah terpahat dalam pemikiran masyarakat Indonesia ini susah untuk di hilangkan. Sebagian masyarakat Indonesia masih alergi dengan organisasi – organisasi yang menyatakan dirinya sebagai orgasnisasi kiri. Padahal organiasasi kiri bukan berarti organisasi yang dipelopori oleh orang – orang atheis. Organisasi kiri adalah organisasi yang memperjuangkan nasib dan hak – hak buruh, tani dan kaum miskin lainnya.
Aktifis kiri bukanlah aktifis yang tidak bertuhan. Justru aktifis kiri mencoba untuk memperjuangkan hak serta nasib orang – orang tanpa memandang latar belakang masyarakat dengan kata lain memperjuangkan hak masyarakat yang dalam agama apapun diperintahkan.
Dalam sejarah nabi dan rosul dalam membimbing umatnya, hak masyarakat miskin selalu dijamin. Sebagai contoh dalam Islam hak masyarakat miskin sungguh diperjuangkan melalui aturan – aturan yang berpihak pada masyarakat miskin. Hak petani dalam penguasaan tanah benar – benar di jamin. Bahkan dalam salah satu ajaran Agama Islam siapapun yang menghidupkan tanah mati dan tak terurus berhak atas tanah tersebut.
Artinya dalam ajaran Agama memperjuangkan nasib buruh, tani dan kaum miskin merupakan amal ibadah. Oleh karena itu mengapa masih dikatakan organisasi yang menyatakan diri sebagai organisasi kiri dimana organiasasi ini memperjuangkan nasib buruh, petani dan kaum miskin lainnya dianggap sebagai organisasi yang tidak mengenal tuhan. Sungguh sebuah pemikiran yang jauh dari kenyataan yang sebenarnya.
C. Kiri Bukan Paksaan.
Organisasi kiri merupakan organisasi dimana demokrasi menjadi hal yang utama. Setiap pikiran dan ide – ide menjadi hal yang berharga bagi organisasi kiri. Organisasi kiri tidak menggunakan sistem pemaksaan dalam melakukan penyadaran kepada masyarakat. Karena proses penyadaran tidak akan berjalan bila dilakukan dengan cara pemaksaan. Setiap orang berhak untuk memilih dan setiap orang berhak untuk berfikir.
Hugo Chavez presiden Venezuela tetap membiarkan lawan – lawan politiknya yang ditunggangi oleh Amerika Serikat menyebarkan berita melalui media mereka yang ada di Venezuela. Biarpun terkadang media tersebut memberitakan hal – hal yang tidak benar. Namun Hugo Chavez tidak melakukan pemaksaan guna menutup media tersebut.
Sungguh Organisasi kiri sangat menghargai perbedaan yang ada. Apalagi terhadap pemikiran – pemikiran yang membangun kesejahteraan bersama.
Organisasi kiri tidak menggunakan cara – cara pemaksaan, namun organisasi kiri menanamkan kepada masyarakat tentang hak yang dimilikinya dan kemutlakan dalam memperjuangkan dan melindungi hak yang dimilikinya.

Jumat, 05 Juni 2009

KELAPARAN

Warna itu datang lagi
Membawa kabar yang tak pasti
Langit kian hitam
Terselimuti oleh awan

Aku mencari jawaban
Mengapa orang yang sudah kaya harta masih kelaparan
Sedangkan si miskin selalu kekenyangan
Sebuah parodi kehidupan yang membosankan

Bau menyengat dari tepi jalan
Rupanya sampah sudah lama tak di bersihkan
Berselimutkan lalat yang sedang bermanja
Dengan kehidupan yang penuh dengan kekotoran

Pri itu tertawa,,,
Orang bilang dia gila
Namun aku juga ikut tertawa
Melihat tingkahnya yang ada

Gila,,,,
Kata itu muncul lagi dalam pikiranku
Bermain diantara nurani dan nafsu
Mengikuti aliran darah yang berlalu

Aku berusaha menahan rasa itu
Namun angin tetap menerpaku
Membawa mimpi yang tinggi
Merusak selimut tipis yang ada dalam diri

Kamis, 04 Juni 2009

NEGARA YANG SALAH URUS



Koes Ploes dalam lagunya bilang tanah ini tanah surga, tongkat kayu dilempar saja bisa menjadi tanaman. Lautan ibarat kolam susu dimana ikan dan udang selalu tersedia. Artinya kita tinggal dalam suatu tempat yang sangat subur dan kaya. Sangat mudah bagi kita guna memenuhi kebutuhan pokok dalam menjalani hidup ini.
Tanah dimana kita berada luas dan termasuk tanah yang subur, berbagai macam tanaman yang kita butuhkan bisa tumbuh ditanah kita. Berbagai ikan hidup dilaut kita. Sebuah negeri yang seharusnya rakyat yang ada didalamnya bisa sejahtera.
Namun sayang realita saat ini berkata lain. Jangankan untuk menyekolahkan anak, untuk makan saja masih sulit bagi sebagian masyarakat di Indonesia. Hal ini terbukti dengan maraknya kasus Gizi Buruk yang mendera masyarakat kita. Sungguh suatu hal yang ironis. Ibarat tikus yang mati di lumbung padi. Itulah ibarat nasib rakyat miskin yang ada di Indonesia ini. Kita tahu betul negeri ini subur, berbagai tanaman bisa tumbuh di negeri ini, namun sayang masih ada yang terkena busung lapar dan masih ada anak – anak yang kurang gizi. Sebuah realita yang menyedihkan dan menjemukan.
Lautan kita luas dan kaya akan ikan, namun masih banayk anak – anak nelayan yang tidak mampu untuk mengenyam pendidikan. Dan sedihnya atau mungkin bisa di katakan lucunya di wilayah yang kaya akan hasil laut ini masih banayk anak – anak yang harus kerja di jermal di tengah laut demi menyelamatkan perut adik – adiknya.
Sedih, geram, bingung atau mungkin ini hal yang biasa dinegeri kita ? Ilmu logika manapun tidak bisa menerima keadaan ini. Tanah kita subur namun masih ada yang kelaparan. Laut kita kaya akan ikan, namun anak – anak nelayan tidak bisa melanjutkan pendidikan.
Negeri ini benar – benar salah urus. Manajemen bobrok. Serta pemegang amanah yakni pemerintah yang kurang atau tidak mengerti tentang kebutuhan rakyat secara menyeluruh.
A. Budaya Korupsi Merajalela.
Bu Waginah yang jualan bunga untuk ziarah kuburan sambil menangis bercerita kepada saya bahwa Aparat desa telah memotong bantuan langsung tunai untuknya secara paksa. Sadisnya lagi pemotongan itu senilai 50% atau separuh dari nilai yang seharusnya Bu Waginah terima. Menurut aparat desa pemotongan ini untuk diberikan bagi warga miskin lain di tempat bu Waginah. Karena masih banyak warga miskin yang tidak menerima Batuan Langsung Tunai dari pemerintah. Sambil menangis bu Waginah berkata kalau dia tidak mau untuk dilakukan pemotongan maka namanya tidak akan keluar lagi sebagai penerima bantuan untuk masa – masa yang akan datang.
Mungkin ini tidak hanya terjadi pada Bu Waginah saja. Kebetulan saja dia menceritakan hal ini kepada saya sehingga saya bisa mengetahuinya. Namun mungkin masih banayk Ribuan, Ratusan Ribu bahkan mungkin Jutaan masyarakat lain yang mengalami nasih serupa dengan bu Waginah. Sungguh negeri ini sudah diselimuti oleh para tukang pangkas, namun yang di pangkas adalah hak – hak rakyat miskin.
Lain lagi cerita si Yanto teman sekolahku dulu yang saat ini bekerja sebagai penjaga gudang disalah satu perusahaan terkenal namun gajinya tak mampu untuk membayar kontrakan rumah yang memadai. Dengan gaji yang dia terima saat ini Yanto dan istri serta 2 anaknya yang masih kecil harus tinggal di rumah kontrakan seluas 3 meter kali 7 meter. Saat Yanto kena diare alias mencret dia harus dirawat dirumah sakit. Dari perusahaan tempat dia bekerja dia mempunyai kartu asuransi kesehatan. Dengan percaya diri sewaktu Yanto mau pulang dari rumah sakit, dia berikan kartu Asuransi Kesehatan yang dimilikinya kapada petugas administrasi dirumah sakit. Namun sial Kartu Asuransi Yanto di tolak oleh petugas rumah sakit tersebut. Usut punya usut ternyata asuransi kesehatan Yanto dan kawan – kawan Yanto belum dibayar oleh perusahaan dimana Yanto bekerja.
Negeri ini benar – benar merupakan tempat bagi Koruptor. Dari pejabat Tingkat Desa sampai dengan Pejabat di Senayan ada saja yang melakukan korupsi. Tidak mengenal latar belakang baik itu dari kalangan yang jarang sembahyang sampai pada anggota partai yang menggunakan ajaran agama untuk kampanye ada saja yang terlibat kasus korupsi.
Kawan saya bilang kalau kita mau kaya di Indonesia cari jalan supaya bisa korupsi. Karena asal kita pandai – pandai maka amanlah kita korupsi. Tak perlu pintar untuk bisa kaya di Indonesia ini, asal kita pandai – pandai maka bisa kaya kita hidup di Indonesia ini. Pandai berbohong, pandai menipu, dan jangan lupa pandai – pandai dalam menyogok, kata kawan yang satu ini. Bahkan kalo kita lagi apes kena tilang sama Polisi maka pandai – pandailah melakukan negosiasi sehingga kita tidak perlu ke pengadilan untuk membayar tilang kita.
Perkataan kawan saya ini setelah saya renungkan memang benar adanya. Di negeri yang kemerdekaannya dibayar dengan lautan darah dan nyawa ini sekarang memang benar – benar lucu. Semua bisa diatur, asalkan ada uang bisa beres.
Pegawai negeri sebagai pelayan bagi masyarakat minta dijadikan raja atau paling tidak sebagai majikan dari masyarakat. Padahal dia dibayar dari pajak yang dibayarkan oleh masyarakat. Artinya dia dibayar oleh masyarakat. Bukankan biasanya yang membayar itu sebagai majikan dan yang dibayar sebagai pelayan. Namun di negeri ini sudah terbalik. Yang dibayar minta dijadikan majikan dan yang membayar terpaksa menjadi pelayan.
Bahkan tetangga saya seorang pegawai negeri di kantor bupati jam 2 siang sudah pulang, padahal dia berangkat kerja dari rumah jam 9 pagi, di hari senin saja dia berangakt pagi – pagi alasannya ada pemeriksaan setiap senin, namun dihari – hari berikutnya paling cepat jam 9 pagi dia baru berangkat kerja. Bahkan dengan bangganya di jam – jam yang seharusnya dia bekerja justru dengan masih memakai pakaian dinas dia nongkrong di warung kopi. Setiap kali saya tanya tentang hal itu dia selalu menjawab rajin bekerja atau tidak gajinya juga sama, nggak ada bedanya. Asal pandai – pandai saja selamatlah kita.
Sungguh lucu sekali negeri ini, teringat saya waktu masih duduk di Sekolah Dasar setiap pagi kami diajarkan untuk berbaris di depan kelas sebelum jam pelajaran pertama dimulai. Dilakukan pemerikasaan warna sepatu dan warna kaos kaki agar semua bisa seragam dan disiplin kata pak Guru yang melakukan pemerikasaan waktu itu. Namun setelah besar pengetahuan dasar tentang disiplin itu seolah hilang ditelan waktu.
Tidak hanya korupsi uang namun waktupun sudah biasa dikorupsi dinegeri ini. Orang bilang sudah separuh abad negeri ini merdeka, namun sampai dengan saat ini kita masih dijajah dengan makhluk yang bernama KORUPSI. Waajrlah bila negeri ini disebut segagai negeri korupsi.
Dan yang paling menyedihkan sekaligus menggelikan. Instansi milik pemerintah yang seharusnya bisa dijadikan sebagai salah satu element ujung tombak pemberantasan korupsi justeru terlibat dengan kasus korupsi ber milyar – milyar rupiah. Tragisnya lagi yang terlibat adalah pejabat yang mendapat anugerah sebagai pejabat terbaik dalam menjalankan tugasnya.
B. Sistem ekonomi yang tidak berpihak pada rakyat kecil.
Dalam sejarah Indonesia di masa orde baru dibawah kediktatoran Suharto, kita mengenal istilah RePeLiTa (Rencana Pembangunan Lima Tahun) serta yang jangka panjang ada Rencana Pembangunan Duapuluh Lima Tahun. Dalam perencanaannya secara teori sungguh sangatlah baik dan manis. Didalamnya diuraikan bagaimana bangsa ini akan melakukan pembangunannya sehingga rakyat bisa sejahtera. Tidak kita pungkiri bahwa pada jaman Rezim Suharto negeri ini pernah mendapat penghargaan dari Organisasi Internasional karena berhasil dalam program swa sembada pangan. Namun ternyata keberhasilan itu bagaikan angin sesaat yang kemudian pergi menjauh dan tak kembali lagi. Pertanian di Indonesia kembali terpuruk dan sedihnya saat ini Indonesia merupakan salah satu negara pengimport beras yang cukup besar.
Pembangunan di Indonesia guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi lebih menguntungkan golongan masyarakat tertentu. Konglomerat – konglomerat bak penjahat yang meraup uang – uang rakyat guna memenuhi hasrat bejat mereka. Sementara rakyat semakin menderita dengan sistem ekonomi yang ada.
Buruh semakin ditekan demi mendatangkan investor dari luar negeri. Hak – hak buruh semakin di pangkas dan terus di tindas. Upah yang mereka terima sebagai imbalan atas jerih payah luar biasa yang sudah mereka lakukan tidaklah cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Hidup dalam rumah kontrakan sempit dan pusing memikirkan biaya pendidikan untuk anaknya.
Pedagang kaki lima digusur tanpa solusi yang berpihak pada mereka demi kata keindahan kota. Padahal pedagang kaki lima merupakan salah satu sektor perekonomian yang tidak membebani negara. Mereka menggelar jualannya dengan modal yang diusahakan sendiri tanpa harus meminjam dari negara. Dan dengan cara ini terbukti mereka bisa menghidupi keluarga mereka. Sementara konglomerat yang diberi fasilitas pinjaman modal dari negara justeru kabur ke luar negeri membawa harta rakyat demi kepentingan mereka sendiri.
Begitu juga dengan hasil – hasil tambang. Negara tidak mampu mengelola hasil – hasil tambang guna kepentingan rakyat. Bahkan tragisnya sumber – sumber penting dari hasil pertambangan ini banayk yang dikuasai oleh Luar Negeri. Freeport begitu bebasnya mengeruk emas di tanah papua. Exxon Mobile dengan bangganya melakuka explorasi di tanah Rencong. Sementara Rakyat tetaplah menderita.
Di kabupaten Blora dimana Blok Cepu sebagian berdiri di sana sebagai penghasil minyak bumi, rakyat banyak masihlah menderita. Kekeringan dan kekurangan air bersih menjadi hal yang biasa ketika kemarau datang. Berkilo – kilo rakyat mengayuh sepeda guna mendapatkan air, dan itupun bukan merupakan air yang layak dikonsumsi, sungguh realita yang sangat menyedihkan. Kekayaan alam yang seharusnya bisa digunakan untuk kemakmuran rakyat ternyata amblas digondol oleh pihak – pihak asing, dan tragisnya Pemerintah terkesan memberi dukungan kepada pihak – pihak asing guna menguras kekayaan bangsa ini.
Saya teringat dengan salah satu teori ekonomi pembangunan yang dijadikan acuan Rezim Orde Baru dalam melakukan pembangunan. Mereka mengatakan bahwa pembangunan ekonomi di Indonesia ibarat Air yang dituangkan kedalam gelas, lama – lama air itu akan tumpah dan membasahi tempat disekitar gelas tersebut. Artinya dalam hal ekonomi Indonesia terbuka untuk pihak asing dalam mendirikan Industri. Dengan adanya Industri di suatu daerah pemerintah berharap efek dari Industri tersebut bisa menetes kemasyarakat sekitar, sehingga masyarakat disekitar industri tersebut bisa sejahtera. Namun ada hal yang dilupakan oleh pemerintah kita, setelah gelas yang pertama penuh dibelakangnya masih berderet gelas – gelas lain yang minta untuk diisi, sehingga air tidak menetes di tempat gelas itu berada. Hasil alam hanya dinikmati oleh pemilik – pemilik modal dan rakyat hanya terpaku, terdiam alias mlongo (termenung) melihat itu semua.
C. Pelayanan umum yang buruk dan memprihatinkan.
Dalam teorinya Pemerintah merupakan pelayan publik. Artinya pegawai negeri adalah pelayan rakyat, yang harus memperhatikan pelayanan kepada masyarakat, memberikan yang terbaik bagi rakyat, karena mereka digaji oleh rakyat.
Namun di negeri ini memang lucu, semua bisa dibalik – balik. Pelayan bisa menjadi majikan dan majikan bisa menjadi pelayan. Pegawai negeri minta dihormati kelewat tinggi. Fasilitas yang diberikan rakyat kepada mereka sering disalah gunakan. Bahkan lucunya sering sekali dimalam minggu mobil ber nomor polisi berwarna merah dipakai anaknya untuk apel dirumah pacar sang anak. Fasilitas yang diamanahkan oleh rakyat dikhianati dengan penggunaan yang tidak pada semestinya.
Sebagai pelayan masyarakatpemerintah harus benar – benar memberikan yang terbaik untuk masyarakat. Kepentingan umum haruslah di dahulukan diatas kepentingan pribadi dan golongan. Namun dinegeri ini sudah menjadi hal yang wajar bagi yang berkuasa untuk mengutamakn kepentingan golongan dibandingkan dengan kepentingan umum. Proyek – proyek fasilitas umum seperti jalan , jemabatan, saluran irigasi dan lain sebagainya menjadi lahan empuk bagi golongan tertentu yang dekat dengan pemerintah. Korupsi, kolusi dan Nepotisme melingkupi proses tender yang ada, hasilnya pekerjaan tidak semestinya, kualitas dari hasil yang dikerjakan jauh dari kata maksimal, bahkan jauh dari kata standar. Dan sekali lagi rakyat hanya bisa mengeluh dan mengumpat atas jalan – jalan yang berlobang, saluran irigasi yang mudah jebol, jembatan – jembatan yang mudah reyot.
Ada seorang anak yang saya kenal dimana dia dianugerahi oleh Tuhan kaki yang tidak seperti pada manusia lainnya. Sejak kecil dia harus menggunakan kursi roda. Namun dalam hal pelajaran dia sungguh luar biasa. Dia serin g bercerita pada saya kenapa dia harus di anugerahi tuhan dengan kondisi kaki yang tidak bisa digunakan dengan semestinya. Saya bilang kepada dia Tuhan menciptakan makhluknya untuk menyelesaikan permasalahan yang harus dia hadapi di duania ini. Begitu juga dengan dia, Tuhan menciptakan dia dengan kondisi kaki yang lemah adalah merupakan kesempurnaan dari dia. Tuhan selalu menciptakan makhluknya dengan sempurna. Jangan hiraukan kata – kata masyarakat yang mengatakan bahwa dia adalah orang yang cacat. Karena pada dasarnya masyarakat ini sudah cacat semuanya. Bahkan lebih parah dari kondisi kaki dia. Mendengar itu dia ketawa. Kemudia dia mengeluhkan kenapa di sekolah dia tidak dilengkapi dengan Ram, sehingga dia mudah ketika masuk kelas. Tangga – tangga disekolah dia tidak di lengkapi dengan Ram, sehingga ibunya harus mengangkat dia dan kursi rodanya setiap masuk dan pulang sekolah. Ditambah lagi tempat buang air kecil di sekolahnya tidak ada fasilitas untuk anak – anak seperti dia. Sehingga ibunya harus menungguinya setiap hari disekolahan, karena kalau tidak dia tidak ada yang membantu ketika mau buang air kecil. Untung ibunya baik sekali, rela menungguinya setiap hari disekolah. Saat ini dia masih di Sekolah Dasar, dia takut lama – lama ibunya jenuh dan tidak mau menungguinya lagi ketika disekolah. Dia bertanya kepada saya, kenapa pemerintah tidak menyediakan fasilitas untuk anak – anak seperti dia. Hanya menyediakan Ram dan Toilet yang bisa di akses oleh anak – anak seperti dia kan tidak mahal dibandingakn dengan hasil korupsi para pejabat itu, kata – kata dia dengan memelas dan serius. Saya hanya bisa terdiam tidak tahu harus menajwab apa. Namun akhirnya dengan senyum yang saya paksakan saya menjawab, karena pemerintah saat ini juga cacat dan tidak sanggup bangkit dari kecacatan itu. Dan dia pun tertawa mendengar jawaban saya tersebut.
Sampai dirumah saya merenungi cerita anak tersebut. Sungguh sangat buruk penyediaan fasilitas umum dinegeri ini. Anak kecil seusia Sekolah Dasar seperti dia harus menanggung beban akibat jeleknya fasilitas umum. Dan bila kita melihat disekitar kita sungguh sangat – sangat buruklah fasilitas umum yang ada dinegeri ini. Sampah menumpuk tidak diangkut – angkut merupakan pemandangan yang biasa dimana saya tinggal. Padahal kalau sampah tersebut sudah menumpuk maka semakin banyaklah lalat – lalat ditempat kami, dan lalat tersebut membawa kuman penyakit yang bisa menyebabkan mencret alias diare. Apa mungkin pemerintah saat ini menginginkan rakyatnya sakit, sehingga semakin mudah untuk dibodoh – bodohi.
Hampir semua sektor fasilitas umum sangatlah jauh dari kata – kata memuaskan. Kemaren saya naik kereta api, dalam karcisnya tertulis Bisnis, karena memang tidak ada kelas ekonomi. Sayapun naik kereta api tersebut. Ketika dalam perjalanan kebetulan saya ingin buang air keci, dan parahnya ternyata tempat buang air kecilnya baunya sungguh membuat mual, ditambah lagi tidak ada air ditempat buang air kecil tersebut. Setiap tahun dalam laporan Perusahaan Jawatan Kereta Api senantiasa mengalami keuntungan, artinya ada kelebihan uang dari pada modal yang dikeluarkan. Namun ternyata keuntungan yang diraih oleh Perusahaan Jawatan Kereta Api ini mengorbankan kenyamanan penumpangnya. Sungguh BETUL- BETUL SIALAN.